Review Sniper Elite 3






Salah satu game favorit saya selain, Battlefield 4. Remake Sniper Elite yang dirilis Mei 2012 lalu, Sniper Elite V2, sudah cukup membuat game shooter yang terfokus pada keahlian membidik dari jarak jauh dan aksi stealth tersebut kembali diterima penggemarnya. Meskipun mengambil setting di lokasi dan waktu yang sama, namun kami menyukai beberapa fitur barunya, seperti X-Ray Kill Cam yang membuat peluru berjalan secara slow motion, dan diperlihatkan dengan visualisasi yang keren bagaimana efek tembakan tersebut bagi organ musuh.

Sekuelnya sendiri dikonfirmasikan Maret 2013 lalu, mengambil setting di Amerika Utara selama Perang Dunia II, serta diambil bebereapa tahun sebelum Sniper Elite V2 berlangsung. Seri ketiga ini kini dibuat menjadi lebih sandbox (baca: lebih besar petanya, yang berbasis pada konflik di Afrika Utara), dengan lebih banyak opsi yang bisa diambil oleh karaktermu. Kali ini kamu mengendalikan protagonis seorang petugas agen pemerintah Amerika yang eksis selama Perang Dunia II, Office of Strategic Services (OSS) bernama Karl Fairburne, yang bertugas memburu teknologi rahasia Nazi Jerman selama konflik di Afrika Utara, yang dipercaya mampu membantu Sekutu dalam merubah hasil akhir Perang Dunia II.

Tentu saja sesuai judulnya, perburuan ini melibatkan banyak target manusia dan kendaraan tempur yang dibidik dari jarak yang jauh menggunakan rifle berkekuatan tinggi. Dan yang kami sukai, efek X-Ray Kill Cam-nya dibuat lebih mendetail dengan memperlihatkan bagaimana efek kerusakan ketika peluru sniper-mu bersarang di bagian tubuh musuh, seperti melalui rusaknya urat nadi, otot dan elemen tubuh lainnya yang seakan tampil tembus pandang. Jelas, di sini terlihat lebih brutal. Senada dengan Kill Cam untuk manusia, bahkan kini kalian juga bisa menarget bagian mesin sebuah kendaraan untuk merusak “jantung” kendaraan tersebut dan menghentikan lajunya.

Selain sniper rifle sebagai senjata utama, karaktermu juga dibekali senjata cadangan seperti submachine gun dan pistol, berperedam atau tidak, bergantung pada situasi yang saat itu dia hadapi. Selama bermain, ada banyak part senjata tersebar, seperti dari hasil loot musuh yang tewas, memungkinkan kita mengkustomisasi senjata. Kemudian untuk melengkapi, juga ada granat tangan (yang bisa digunakan untuk membuat jebakan tripwire), ranjau darat dan juga dinamit. Perlengkapan seperti binocular bisa kalian gunakan untuk menandai musuh yang tertangkap pandangan, dan dengan jelas mengetahui posisi dan pergerakan mereka.

Beberapa jenis tembakan yang konyol juga masih eksis di sini. Misalnya, tulisan “Testicle Shot” akan muncul di layar ketika kamu berhasil menembak musuh (pria tentunya) tepat mengengai bagian tengah selangkangannya. Titik vital lain yang memberi poin lebih, seperti Headshot dan Lung Shot, yang digambarkan secara slow-motion dan terlihat brutal. Namun kamu perlu waspada ketika tembakan tersebut meleset, karena musuh (jika ada banyak) akan segera mencari darimana asal suara tembakan tersebut. Jika musuh menentukan dimana arah tembakan tadi, yaitu posisi dimana karakter berada, maka otomatis game akan memintamu untuk pindah posisi. Namun kamu bisa mematikan bantuan notifikasi game tersebut untuk meningkatkan tingkat kesulitan.

Selain itu, kamu juga bisa aktifkan dan nonaktifkan bantuan arah lintasan peluru. Jika aktif, dengan mudah kita bisa memantau peluru ditembakkan tanpa ada halangan, atau tidak akan terganggu lajunya karena hembusan angin. Sistem tersebut juga mempermudah. Namun ketika opsi notifikasi lokasi serta bantuan arah laju peluru tersebut dimatikan, kamu akan mendapati game ini sangat menantang.
Seperti sebelumnya, kalian bisa meningkatkan rank karakter dengan cara mengumpulkan poin. Sistem poin ini menilai setiap action karakter, seperti stealth close-combat atau sniper kill, dan dengan akumulasi poin tersebut mencapai jumlah tertentu bakal mempromosikan karakter ke rank yang lebih tinggi. Selain insentif sistem poin tersebut, kalian juga bisa mengumpulkan item spesial seperti collectors’ card dan membuka sniper nest.




0 comments:

Call of Duty Modern Warfare 3, sensasi FPS masa kini






Salah satu mainan favorit saya selain Battlefield 4 dan seri yang paling saya suka dari seri Call Of Duty yang lainnya. Mungkin game Call of Duty : Modern Warfare layak menjadi yang terbaik. Setting tempat yang unik dan keren, takni tema perang modern yang berfokus pada kekinian, apalagi alur cerita yang disajikan dengan dramatisasi yang benar-benar epik dan memanjakan mata, sekaligus mampu membawa kita dalam emosi keterlibatan yang unik. Lewat kualitas inilah, Modern Warfare berkembang menjadi sebuah stkitar baru dalam game FPS.
Call of Duty Modern Warfare 2 sebelumnya juga sudah membuktikan diri sebagai game FPS terbaik Di Dunia. Tidak hanya didasarkan kepada beragam ujian media gameplay dan Plot yang epik. Cerita yang berlanjut ke seri selanjutya tidak mungkin tidak membuat kita penasaran untuk mengikuti seri yang selanjutnya. Dan yang mengagumkan dari seri Modern Warfare, single player selalu menjadi kekuatan utama dan seringkali tampil mengagumkan.





Alur Cerita
Dunia sedang berada di ujung krisis. Setelah “konspirasi” yang dimainkan oleh Makarov dengan cantik di Modern Warfare kedua, Rusia akhirnya terpancing untuk menyerang Amerika Serikat. Dengan kekuatan penuh dan beragam teknologi militer canggih yang disertakan, negara beruang merah ini akhirnya berhasil masuk ke dalam kota-kota besar dan mulai mengokupasi wilayah Amerika Serikat secara perlahan.
Kombinasi personel militer hebat seperti Captain Soap dan Price pun tak mampu berbuat banyak. Mengapa? Konsentrasi terpecah antara memburu Makarov atau menghentikan kegilaan Sheperd yang mulai berkhianat. Keputusan untuk menghabisi Sheperd terlebih dahulu ternyata menghasilkan dampak yang tak kalah buruknya. Soap terluka parah, meregang nyawa, dan Makarov punya lebih banyak waktu untuk merencanakan perang selanjutnya.
Skema yang dijalankan oleh Makarov membuat dunia tak terhindarkan dari perang dunia ketiga. Ia berhasil menculik dan menekan presiden Rusia, Boris Vorshevsky, yang hampir menghentikan perang lewat perjanjian gencatan senjata. Makarov membuat perang terus berlanjut, sekaligus berusaha mendapatkan akses senjata nuklir dari sang presiden. Sementara itu, di belahan bumi yang lain, ia mempersiapkan senjata kimia untuk meluluhlantakkan negara-negara besar Eropa. Para patriot di seluruh dunia tak punya piihan lain: mereka harus bersatu untuk menghentikan Makarov. Kita akan bertemu dengan Soap, Price, Yuri, Sandman, Nikolai, Frost, Andrei Harkov, dan Burns yang berjuang mati-matian untuk mengembalikan kembali kedamaian dunia.


Banyak gamer yang mungkin bermimpi untuk merasakan sebuah gameplay FPS perang modern yang berbeda dan inovatif, yang benar-benar membawa sebuah pengalaman yang baru. Namun jujur saja, dengan begitu banyak franchise yang sudah lahir setelah Modern Warfare, pada kenyataannya, memang tidak banyak hal baru yang bisa ditawarkan. Sebuah game first person shooter sudah pasti hanya meminta Kita untuk membawa dan memilih senjata, menembak semua musuh yang ada, berlindung jika sekarat, dan bergerak dari titik A ke B. Terkadang para developer akan menambahkan misi rail-shooter untuk variasi. Namun secara keseluruhan? Kesederhanaan gameplay seperti ini seolah tak terpisahkan dari game FPS mana pun, termasuk Modern Warfare 3 di dalamnya.
Jika Kita berangkat dengan ekspektasi tinggi bahwa Modern Warfare 3 akan datang dengan sebuah gameplay yang baru, urungkan niat tersebut. Tidak banyak hal yang berubah dibandingkan dengan dua seri Modern Warfare sebelumnya. Kita bersama dengan AI yang ada hanya harus menyelesaikan misi tertentu dalam satu jalan linear sembari “menuntaskan” semua musuh yang ada. Jika ada yang berubah, penambahan beragam senjata dual-scope dan variasi senjata baru cukup layak untuk diperhatikan, walaupun tidak berpengaruh terlalu signifikan terhadap permainan. Kita masih akan diberi kesempatan untuk mengendalikan beragam peralatan teknologi canggih, dari AWACS hingga UAV darat bersenjatakan gatling gun. Variasi ini juga diperkuat di beberapa misi di mana gaya permainan rail-shooter terasa.
Namun, ada satu hal yang membuat “kesamaan” dan “kesederhanaan” ini justru menjadi unik. Mengapa? Secara mengherankan, gameplay yang sama ini justru mampu menghasilkan pengalaman bermain yang berbeda, jauh lebih baik, intens, dan epik dibandingkan kedua seri sebelumnya. Acungan dua jempol harus diberikan kepada Activision, infinity Ward, dan Sledgehammer Games atas kemampuan mereka untuk meramu plot sedemikian rupa. Berbagai sudut permainan yang berbeda akan membuat membuat cerita berkembang dalam bentuk potongan-potongan kecil. Masing-masing darinya membawa dramatisasi yang akan membuat emosi Kita naik dan turun. Perang yang besar, penuh ledakan, konspirasi, kekejaman, persahabatan, kehilangan, hingga pengorbanan akan Kita rasakan selama single player ini.
Walaupun Kita sudah pernah memainkan atau hafal mati dengan dua seri sebelumnya, Modern Warfare dan Modern Warfare 2, Kita tetap akan merasakan kekaguman akan apa yang ditawarkan MW3. Kita masih akan sering terkejut dengan event yang ada, setidaknya cukup membuat Kita bertanya-tanya atau bahkan mengumpat takjub. “Bagaimana bisa?”, “Mengapa”, “&^@*, keren!!” tampaknya akan mudah keluar dari mulut Kita. Apalagi MW3 menghadirkan Yuri sebagai karakter baru yang secara mengejutkan ternyata membawa peran begitu penting dalam keseluruhan franchise Modern Warfare. Walaupun mengusung gameplay yang tak banyak berbeda, Activision berhasil membawa Modern Warfare 3 satu kelas lebih tinggi lewat jalinan cerita yang dibangun. Bahkan lebih baik dari film-film perang Hollywood yang pernah Kita saksikan.



0 comments:

Prehistorik, Mengulang masa lalu

Kali ini Saya mau mereview tentang game computer (yes,  you’re right! I did it because I have to do it).
Saya akhirnya mau memilih review tentang game Prehistorik 2, sebuah game ‘jadul’ produksi Titus Interactive.
Kenapa Saya mau ngereview game Prehistorik 2 ini ? karena ini adalah game yang sangat, SANGAT Saya senangi semasa Saya kecil, sepertinya sampai sekarang masih menjadi game favorit  (yah saya tahu itu masih era DOS) walaupun udah sering tamat yang penting bikin senang Saya terus.

Oke, kita mulai.
Prehistorik 2 adalah sebuah game lanjutan (sekuel) dari game pendahulunya yaitu Prehistorik (Saya udah pernah mainin game Prehistorik, masih ada di hardisk kompi sekarang, rasanya Prehistorik 2 lebih asyik ke mana-mana, haha). Game ini benrgenre platform game. Platform game ini adalah suatu jenis genre game yang karakteristiknya melompat dari dan ke suatu obyek, karena pada Prehistorik 2 ini memang cara memainkannya lebih menitikberatkan pada lompatan.  Tokoh utamanya tetap sama dengan game Prehistorik, yaitu sebuah manusia gua yang tugasnya membantai hewa-hewan purba yang kalo menyentuh si manusia gua dikit, nyawanya langsung berkurang.

Kita mendapatkan score jika kita mengumpulkan makanan-makanan yang ada dan telah tersebar di tempat-tempat tertentu. Jika pada saatnya kita sedang sial lalu tersentuh si hewan-hewan purba yang banyak itu, maka akan berhamburan tulang-tulang dari badan si manusia gua. Tulang-tulang yang telah berhamburan ini harus kita koleksi kembali, karena jika kita telah mengoleksi semuanya, nyawa kita (dalam game ini berbentuk hati, berjumlah maksimal 3)  akan bertambah 1. Jika pada saat kita kumpulkan tulangnya hilang terlebih dulu, berarti nyawa kita hilang satu.

Apabila tulang kita terus menerus berhamburan karena diserang musuh (you’re so dead, man! haha), mau tidak mau harus merestart game ini dari awal karena pasti mati. Si manusia gua ini dapat membunuh musuhnya dengan cara mengayunkan tongkatnya kepada musuhnya  (buat score menjadi lebih banyak dengan tetap melompat lebih lama pada badan musuhnya, biasanya di kepala, karena score akan dikalikan dengan jumlah lompatan yang kita lakukan di atas badannya lalu langsung pukul dengan tongkatnya, maksimal 8x lompatan yang dapat dilakukan, yah kalo lagi sial, saat 8x sudah dicapai, tahu2 musuhnya lenyap duluan sebelum dipukul, ehehe)
Saat kita memulai game ini, akan ada pilihan untuk
1. Start Game (untuk memulai permainan)
2. Password (yah, taulah untuk apa, karena setiap stagenya terdapat password, jika kita teliti untuk melihat sekeliling)
Jika kita memilih Start Game, ada 2 pilihan lagi, yaitu :
1. Beginner
2. Expert
saran Saya pilih yang versi expert, soalnya Saya pernah menamatkan game ini di versi beginner, dan tamatnya itu belum tamat seluruhnya, karena masih menyisakan 1 stage/level. Stage terakhir ini dapet kita peroleh jika kita memainkannya pada level expert. Game ini terdiri dari
LEVEL 1

Kita mulai dengan standar biasa, pukul musuh, dapatkan makanan, tambah score, dan jangan lupa dengan dapatkan nyawa gratis di level ini
LEVEL 2 (+ Bonus Level)

level 2 (in the middle of stage)
setelah level 1 kita lewati, lanjutkan dengan level 2, jangan lupa kita kumpulkan puzzle kata BONUS (pada level 1 seharusnya kita telah mendapatkan beberapa puzzle kata, sehingga di level 2 ini kita tinggal mendapatkan kata huruf S). Setelah puzzle kata BONUS lengkap, kita akan mendapatkan sebuah lemari es yang isinya berupa makanan dan score seharga 100 ribu (anyway, tiap kelipatan 100 ribu, kita mendapatkan tambahan nyawa 1, dan apabila nyawa kita telah lebih dari 9, maka yang tertulis pada layar hanya sampai 9, walaupun sebenarnya jumlah nyawanya sesuai dengan jumlah nyawa asli yang kita punya, jadi tenang aja).
Oh iya, di level 2 ini kalo kita cukup jeli, kita akan mendapatkan bonus level, caranya ? cari2 aja..
level 2 (bonus level) = we want a lot of foods! (excluding that pathetic pig, haha)
LEVEL 3

level 3 (yeah, i'm turning into pink this time-err. pinky boy? hey big ape, get out that ugly face from here.)
Di level 3, warna badan si manusia gua kita berubah menjadi pink, dan pada bagian pertengahan akhir, kita akan melawan monyet berwarna pink raksasa, setelah itu kita akan lanjut ke gambar di bawah ini ( masih di level 3)
level 3 (continued in another place)
Di bagian ini, pada akhirnya kita dapat menggunakan HANG GLIDER untuk terbang ! yah, setelah kita cari2 terlebih dulu di mana letaknya
LEVEL 4
level 4
Di level ini, senjata kita berubah, dari tadinya tongkat kecil, menjadi sebuah palu raksasa








LEVEL 5
level 5 (with another weapon)
Pada level ini, kita beraksi di atas pepohonan dengan daun berwarna merah, and Sayass what ? kita dapat senjata baru lagi berbentuk boomerang, senjata ini memang berguna untuk menyerang tupai-tupai terbang











LEVEL 6
level 6 (watch out the snake! you'll get mad with that)
Di level 6, sebenarnya lokasi pertamanya hanya satu lokasi yang sempit dan kita diharuskan menyerang pohon monster seperti yang terlihat pada gambar, hati-hati dengan ular yang muncul, serangan ularnya benar-benar membuat kita kesal karena tiba-tiba, haha
level 6 (continued) (watch out the moving-down screen! once you late, you'll be dead, haha)
setelah itu, kita pindah ke lokasi di dalam sebuah pohon (sepertinya masih dalam bagian level 6 juga). Yang perlu diperhatikan adalah kamera di lokasi ini bergerak turun ke bawah dengan kecepatan agak cepat, jadi kita harus cepat, tidak segampang itu juga, karena tetap dierang oleh tupai terbang, dan monyet-monyet seperti pada level 1, jadi yah memang susah, hehe

LEVEL 7

level 7 (in the middle of the game)
Lupakan pepohonan, di level 7 ini kita berada di daerah bersalju ! hati-hati dengan badai saljunya, ini bisa membuat si manusia gua terseret angin, untuk menghindarinya sambil berjalan, tetap tekan tombol bawah
 level 7 (continued)
LEVEL 8

level 8 (yes, another level with new weapon!)
Di level 8 ini sepertinya berlokasi di bagian bawah tanah dari daerah salju di level 7. Kita akan mendapatkan kembali senjata baru, yang fungsinya sama dengan bumerang, tetapi dengan jenis putaran yang berbeda, gambar senjatanya dapat kita lihat seperti pada gambar di atas.




LEVEL 9
level 9 (the last level, and i start to smell victory ?)
Ini adalah level terakhir pada bagian expert level (jika memilih beginner, maka akan selesai pada level 7 atau 8 lupa Saya). Level ini lumayan panjang dibanding lavel lainnya dan musuhnya juga lebih susah

level 9 (me versus the boss)

FINALLY !
Akhirnya gambar di ataslah yang kita cari, dengan tulisan CONGRATULATIONS !
pada awalan sebelum masuk ke game ini ada tulisan yang menarik (mungkin dari pembuatnya)
“YEAH, MY GAME IS STILL WORKING IN 2009”
hahaha, ini sudah 2015, dan game anda dari jaman saya bocah sampai sekarang masih senang saya mainkan bung!
wekekekek…


0 comments:

Pembukaan Ulang sambil Curhat :)


                Sebenernya udah lama banget nggak ngurus blog yang ini, astaga, udah jarang review game lagi. tapi emang masih asik main game aja. Kemarin sempet dapet komentar dari teman.
“udah gede gitu masih maen game aja” saya langsung merengut dong haha. Iya juga sih, tapi mau gimana coba kan? Apalagi memang cewek gamers itu nggak terlalu banyak jumlahnya. Dari kecil seneng banget mainan, dari yang adventure sampai yang FPS.
            Pertamanya sih masih main Counter-Strike jaman SD itu. Sampai pulang sekolah itu nongkrong di warnet. Itu udah sekitar 10 tahun yang lalu berarti hahaha. Sebernya sih senang banget main game itu dari tk, gara-gara kakak suka main game “Prehistorik 2” (legend banget itu game). Genre adventure juga, dan visual dari gamenya masih sederhana banget, tapi masih seru sampai sekarang.
            Udah mulai jago maen Prehistorik 2, langsung tergiur liat kakak sepupu waktu itu lagi main game. Ingat banget waktu itu habis lebaran, terus pada silaturahmi ke tempat saudara. Eh kakak sepupu lagi maen, dan dengan polosnya, langsung aja nimbrung liat begitu. Di batin kok kayaknya seru banget. Dan itulah pertama kalinya kenal sama yang namanya Counter-Strike.
            Waktu itu masih kelas 4 sd, dan saya juga nggak tau harus nyari dimana itu game (maklum masih gaptek, taunya Cuma main game haha), Cuma kakak sering banget pergi ke ITC buat beli CD Game. Dan suatu hari disaat yang panas waktu pulang sekolah, baru lepas sepatu. Ada suara dari dalam kamar, ribut banget juga. Nggak taunya kakak lagi main game Counter-Strike.
            Rasanya waktu itu kayak habis dapat permen sekarung, seneng banget lah pokoknya. Yah itulah mungkin awal dari kenistaan saya main game terus-terusan sampai sekarang hahaha. Nongkrong di warnet pulang sekolah, habis maen bola (dulu seneng banget main bola, padahal cewek hahaha).
            Sampai di warnet ketemu banyak orang, sampai abang yang jaga warnet hafal sama saya. Waktu itu ada abang-abang main game, apaan juga itu. Ternyata gamenya keren juga, kaya di film Lord Of The Ring. Saya langsung tanya, “itu game apa bang?”, terus abangnya bilang, itu game Warcraft. Disitu juga saya jadi seneng banget main game Warcraft, apalagi kalau pake clannya elf, keren banget kaya Legolas gitu.
            Sebenarnya ada juga game strategi yang saya suka banget juga, General namanya. Di game itu ada beberapa negara yang ceritanya Perang satu sama lain. Mode gamenya juga banyak, bisa multiplayer, bisa skirmish. Sampai sekarang game itu juga masih ada di laptop sama kompi saya.
            Saya juga termasuk penikmat game FPS, tapi saya lebih suka yang genrenya normal lah. Saya nggak suka horror, bukannya takut, tapi saya itu orangnya kagetan banget. Pernah nonton horror, temen saya kepukul sama saya, soalnya saya itu kalau kagetan, kaya orang kesurupan. Tangan sama kakinya kemana-mana hahaha. Makanya itu, males banget main game yang genrenya horror, pas udah “makhluknya” keliatan, biasa aja. Cuma proses pas mau keliatan itu loh yang bikin jengkel.
            Pernah waktu itu coba main outlast, langsung hampir jatuh dari kursi. Habis itu kapok deh. Mending main sniper elite atau seriesnya Battlefield sama Call of Duty. Yah itulah sedikit pembukaan ulang dari saya buat blog buluk ini hehehe, salam gamers J.




0 comments:

Review Novel Tere Liye 'Rindu'


Novel karya Tere Liye yang satu ini memiliki cover yang sederhana namun terlihat manis. Saya pribadi tertarik dengan novel ini melalui fans page Darwis Tere Liye di facebook.
Beberapa kutipan yang paragraf yang menarik, serta penyampaian yang tidak pernah membuat gagal pembacanya merasa tergugah kali ini Tere Liye menampilkan kisah kehidupan yang epik, masalah kehidupan sehari-hari.
Saya memang salah satu pengoleksi novel Tere Liye, karena ceritanya tak pernah membuat saya berhenti berdecak kagum. Saya menyukai gaya bahasa yang perandaiannya benar-benar harus 'memutar otak'.
Setelah membaca Novel karya Tere Liye yang berjudul 'Rembulan tenggelam di Wajahmu', membuat saya terus memburu novel Tere Liye yang lainnya juga.
Tokoh-tokoh novel dengan penghidupan karakter yang selalu membuat saya terkagum-kagum, penjabaran cerita yang jelas serta konflik yang terjadi membuat saya makin menyukai Novel dari penulis Tere Liye.
Setidaknya novel ini adalah salah satu novel yang membuat saya terharu, tersedu, dan menyadari betapa lupa bersyukurnya saya dalam hidup ini. Betapa saya terlalu banyak mengutuk, mencaci maki orang lain atas apa yang orang lain lakukan tanpa tahu alasan orang tersebut. Betapa pendeknya saya berfikir bahwa Tuhan tidak adil pada saya atas hidup ini.
Novel ini membawa lima pernyataan hidup. Pertama, masa lalu yang memilukan. Kedua, kebencian kepada orang yang seharusnya kita sayangi. Ketiga, kehilangan kekasih hari. Keempat, cinta sejati. Kelima, kemunafikan.
Kelima poin diatas merupakan permasalahan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari- hari. Jika kamu butuh penjelasan tentang lima poin yang telah disebutkan tadi, maka novel ini layak dibaca
Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu? Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. (hal 312)
Penggalan paragraf diatas adalah jawaban atas pertanyaan pertama. Lugas dan jelas bukan? Banyak pelajaran hidup dan nilai moral yang dapat kita ambil dari membaca novel ini. Bahkan meski apa yang kita alami tidak sama persis dengan apa yang dialami oleh tokoh dalam cerita, nilai-nilai tersebut tetap baik jika diterapkan dalam kehidupan kita.
"... aku membencinya. Aku membenci ayahku sendiri." (hal. 370)"Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? ... Pikirkan dalam-dalam, kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur-aturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri." (hal. 373)

Dan bagi kawula muda serta remaja-remaja yang sering mempertanyakan arti cinta sejati, maka novel ini pun hadir memberikan jawabannya.

" Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan rasa suka-cita. Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya. Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia." 
Berikut adalah sinopsi dari Novel Rindu
"Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?
Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?
Apalah arti cinta, ketika menangis terluka atas perasaan yg seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yg seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?
Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja”




0 comments: