Call of Duty Modern Warfare 3, sensasi FPS masa kini






Salah satu mainan favorit saya selain Battlefield 4 dan seri yang paling saya suka dari seri Call Of Duty yang lainnya. Mungkin game Call of Duty : Modern Warfare layak menjadi yang terbaik. Setting tempat yang unik dan keren, takni tema perang modern yang berfokus pada kekinian, apalagi alur cerita yang disajikan dengan dramatisasi yang benar-benar epik dan memanjakan mata, sekaligus mampu membawa kita dalam emosi keterlibatan yang unik. Lewat kualitas inilah, Modern Warfare berkembang menjadi sebuah stkitar baru dalam game FPS.
Call of Duty Modern Warfare 2 sebelumnya juga sudah membuktikan diri sebagai game FPS terbaik Di Dunia. Tidak hanya didasarkan kepada beragam ujian media gameplay dan Plot yang epik. Cerita yang berlanjut ke seri selanjutya tidak mungkin tidak membuat kita penasaran untuk mengikuti seri yang selanjutnya. Dan yang mengagumkan dari seri Modern Warfare, single player selalu menjadi kekuatan utama dan seringkali tampil mengagumkan.





Alur Cerita
Dunia sedang berada di ujung krisis. Setelah “konspirasi” yang dimainkan oleh Makarov dengan cantik di Modern Warfare kedua, Rusia akhirnya terpancing untuk menyerang Amerika Serikat. Dengan kekuatan penuh dan beragam teknologi militer canggih yang disertakan, negara beruang merah ini akhirnya berhasil masuk ke dalam kota-kota besar dan mulai mengokupasi wilayah Amerika Serikat secara perlahan.
Kombinasi personel militer hebat seperti Captain Soap dan Price pun tak mampu berbuat banyak. Mengapa? Konsentrasi terpecah antara memburu Makarov atau menghentikan kegilaan Sheperd yang mulai berkhianat. Keputusan untuk menghabisi Sheperd terlebih dahulu ternyata menghasilkan dampak yang tak kalah buruknya. Soap terluka parah, meregang nyawa, dan Makarov punya lebih banyak waktu untuk merencanakan perang selanjutnya.
Skema yang dijalankan oleh Makarov membuat dunia tak terhindarkan dari perang dunia ketiga. Ia berhasil menculik dan menekan presiden Rusia, Boris Vorshevsky, yang hampir menghentikan perang lewat perjanjian gencatan senjata. Makarov membuat perang terus berlanjut, sekaligus berusaha mendapatkan akses senjata nuklir dari sang presiden. Sementara itu, di belahan bumi yang lain, ia mempersiapkan senjata kimia untuk meluluhlantakkan negara-negara besar Eropa. Para patriot di seluruh dunia tak punya piihan lain: mereka harus bersatu untuk menghentikan Makarov. Kita akan bertemu dengan Soap, Price, Yuri, Sandman, Nikolai, Frost, Andrei Harkov, dan Burns yang berjuang mati-matian untuk mengembalikan kembali kedamaian dunia.


Banyak gamer yang mungkin bermimpi untuk merasakan sebuah gameplay FPS perang modern yang berbeda dan inovatif, yang benar-benar membawa sebuah pengalaman yang baru. Namun jujur saja, dengan begitu banyak franchise yang sudah lahir setelah Modern Warfare, pada kenyataannya, memang tidak banyak hal baru yang bisa ditawarkan. Sebuah game first person shooter sudah pasti hanya meminta Kita untuk membawa dan memilih senjata, menembak semua musuh yang ada, berlindung jika sekarat, dan bergerak dari titik A ke B. Terkadang para developer akan menambahkan misi rail-shooter untuk variasi. Namun secara keseluruhan? Kesederhanaan gameplay seperti ini seolah tak terpisahkan dari game FPS mana pun, termasuk Modern Warfare 3 di dalamnya.
Jika Kita berangkat dengan ekspektasi tinggi bahwa Modern Warfare 3 akan datang dengan sebuah gameplay yang baru, urungkan niat tersebut. Tidak banyak hal yang berubah dibandingkan dengan dua seri Modern Warfare sebelumnya. Kita bersama dengan AI yang ada hanya harus menyelesaikan misi tertentu dalam satu jalan linear sembari “menuntaskan” semua musuh yang ada. Jika ada yang berubah, penambahan beragam senjata dual-scope dan variasi senjata baru cukup layak untuk diperhatikan, walaupun tidak berpengaruh terlalu signifikan terhadap permainan. Kita masih akan diberi kesempatan untuk mengendalikan beragam peralatan teknologi canggih, dari AWACS hingga UAV darat bersenjatakan gatling gun. Variasi ini juga diperkuat di beberapa misi di mana gaya permainan rail-shooter terasa.
Namun, ada satu hal yang membuat “kesamaan” dan “kesederhanaan” ini justru menjadi unik. Mengapa? Secara mengherankan, gameplay yang sama ini justru mampu menghasilkan pengalaman bermain yang berbeda, jauh lebih baik, intens, dan epik dibandingkan kedua seri sebelumnya. Acungan dua jempol harus diberikan kepada Activision, infinity Ward, dan Sledgehammer Games atas kemampuan mereka untuk meramu plot sedemikian rupa. Berbagai sudut permainan yang berbeda akan membuat membuat cerita berkembang dalam bentuk potongan-potongan kecil. Masing-masing darinya membawa dramatisasi yang akan membuat emosi Kita naik dan turun. Perang yang besar, penuh ledakan, konspirasi, kekejaman, persahabatan, kehilangan, hingga pengorbanan akan Kita rasakan selama single player ini.
Walaupun Kita sudah pernah memainkan atau hafal mati dengan dua seri sebelumnya, Modern Warfare dan Modern Warfare 2, Kita tetap akan merasakan kekaguman akan apa yang ditawarkan MW3. Kita masih akan sering terkejut dengan event yang ada, setidaknya cukup membuat Kita bertanya-tanya atau bahkan mengumpat takjub. “Bagaimana bisa?”, “Mengapa”, “&^@*, keren!!” tampaknya akan mudah keluar dari mulut Kita. Apalagi MW3 menghadirkan Yuri sebagai karakter baru yang secara mengejutkan ternyata membawa peran begitu penting dalam keseluruhan franchise Modern Warfare. Walaupun mengusung gameplay yang tak banyak berbeda, Activision berhasil membawa Modern Warfare 3 satu kelas lebih tinggi lewat jalinan cerita yang dibangun. Bahkan lebih baik dari film-film perang Hollywood yang pernah Kita saksikan.



0 comments: