Review Sniper Elite 3
Salah satu game favorit saya selain, Battlefield 4. Remake Sniper
Elite yang dirilis Mei 2012 lalu, Sniper Elite V2, sudah cukup
membuat game shooter yang terfokus pada keahlian membidik dari jarak jauh dan
aksi stealth tersebut kembali diterima penggemarnya. Meskipun mengambil setting
di lokasi dan waktu yang sama, namun kami menyukai beberapa fitur barunya,
seperti X-Ray Kill Cam yang membuat peluru berjalan secara slow motion,
dan diperlihatkan dengan visualisasi yang keren bagaimana efek tembakan
tersebut bagi organ musuh.
Sekuelnya sendiri
dikonfirmasikan Maret 2013 lalu, mengambil setting di Amerika Utara selama
Perang Dunia II, serta diambil bebereapa tahun sebelum Sniper Elite V2
berlangsung. Seri ketiga ini kini dibuat menjadi lebih sandbox (baca:
lebih besar petanya, yang berbasis pada konflik di Afrika Utara), dengan lebih
banyak opsi yang bisa diambil oleh karaktermu. Kali ini kamu mengendalikan
protagonis seorang petugas agen pemerintah Amerika yang eksis selama Perang
Dunia II, Office of Strategic Services (OSS) bernama Karl Fairburne, yang
bertugas memburu teknologi rahasia Nazi Jerman selama konflik di Afrika Utara,
yang dipercaya mampu membantu Sekutu dalam merubah hasil akhir Perang Dunia II.
Tentu saja sesuai
judulnya, perburuan ini melibatkan banyak target manusia dan kendaraan tempur
yang dibidik dari jarak yang jauh menggunakan rifle berkekuatan tinggi. Dan
yang kami sukai, efek X-Ray Kill Cam-nya dibuat lebih mendetail dengan
memperlihatkan bagaimana efek kerusakan ketika peluru sniper-mu bersarang di
bagian tubuh musuh, seperti melalui rusaknya urat nadi, otot dan elemen tubuh
lainnya yang seakan tampil tembus pandang. Jelas, di sini terlihat lebih
brutal. Senada dengan Kill Cam untuk manusia, bahkan kini kalian juga bisa
menarget bagian mesin sebuah kendaraan untuk merusak “jantung” kendaraan
tersebut dan menghentikan lajunya.
Selain sniper
rifle sebagai senjata utama, karaktermu juga dibekali senjata cadangan seperti
submachine gun dan pistol, berperedam atau tidak, bergantung pada situasi yang
saat itu dia hadapi. Selama bermain, ada banyak part senjata tersebar, seperti
dari hasil loot musuh yang tewas, memungkinkan kita mengkustomisasi senjata.
Kemudian untuk melengkapi, juga ada granat tangan (yang bisa digunakan untuk
membuat jebakan tripwire), ranjau darat dan juga dinamit. Perlengkapan
seperti binocular bisa kalian gunakan untuk menandai musuh yang tertangkap
pandangan, dan dengan jelas mengetahui posisi dan pergerakan mereka.
Beberapa jenis
tembakan yang konyol juga masih eksis di sini. Misalnya, tulisan “Testicle
Shot” akan muncul di layar ketika kamu berhasil menembak musuh (pria tentunya)
tepat mengengai bagian tengah selangkangannya. Titik vital lain yang memberi
poin lebih, seperti Headshot dan Lung Shot, yang digambarkan secara slow-motion
dan terlihat brutal. Namun kamu perlu waspada ketika tembakan tersebut meleset,
karena musuh (jika ada banyak) akan segera mencari darimana asal suara tembakan
tersebut. Jika musuh menentukan dimana arah tembakan tadi, yaitu posisi dimana karakter
berada, maka otomatis game akan memintamu untuk pindah posisi. Namun kamu bisa
mematikan bantuan notifikasi game tersebut untuk meningkatkan tingkat
kesulitan.Seperti sebelumnya, kalian bisa meningkatkan rank karakter dengan cara mengumpulkan poin. Sistem poin ini menilai setiap action karakter, seperti stealth close-combat atau sniper kill, dan dengan akumulasi poin tersebut mencapai jumlah tertentu bakal mempromosikan karakter ke rank yang lebih tinggi. Selain insentif sistem poin tersebut, kalian juga bisa mengumpulkan item spesial seperti collectors’ card dan membuka sniper nest.






























0 comments: